*jenis-jenis bilangan*
1.BILANGAN ASLI.
bilangan bulat terdiri dari bilangan cacah (0, 1, 2, 3, ...) dan negatifnya
(-1, -2, -3, ...; -0 adalah sama dengan 0 sehingga tidak lagi dimasukkan secara
terpisah). Bilangan bulat dapat dituliskan tanpa komponen desimal atau pecahan.
Dalam matematika,
terdapat dua kesepakatan mengenai himpunan bilangan asli. Yang pertama
definisi menurut matematikawan tradisional, yaitu himpunan bilangan bulat positif yang bukan nol {1, 2, 3, 4, ...}. Sedangkan yang kedua definisi
oleh logikawan dan ilmuwan komputer, adalah himpunan nol dan bilangan bulat
positif {0, 1, 2, 3, ...}. Bilangan asli merupakan salah satu konsep matematika
yg paling sederhana dan termasuk konsep pertama yang bisa dipelajari dan
dimengerti oleh manusia, bahkan beberapa penelitian menunjukkan beberapa jenis
kera juga bisa menangkapnya.
Wajar apabila bilangan asli adalah jenis pertama dari bilangan yang
digunakan untuk membilang, menghitung, dsb. Sifat yang lebih dalam tentang
bilangan asli, termasuk kaitannya dengan bilangan prima, dipelajari dalam teori bilangan. Untuk matematika lanjut, bilangan asli dapat dipakai untuk
mengurutkan dan mendefinisikan sifat hitungan suatu himpunan.
Setiap bilangan, misalnya bilangan 1, adalah konsep abstrak yg tak bisa
tertangkap oleh indera manusia, tetapi bersifat universal.
Salah satu cara memperkenalkan konsep himpunan semua bilangan asli sebagai
sebuah struktur abstrak adalah melalui aksioma peano (sebagai
ilustrasi, lihat aritmateka paeno).
Konsep bilangan-bilangan yg lebih umum dan lebih luas memerlukan pembahasan
lebih jauh, bahkan kadang-kadang memerlukan kedalaman logika untuk bisa
memahami dan mendefinisikannya. Misalnya dalam teori matematika, himpunan semua bilangan rasional bisa dibangun secara bertahap,
diawali dari himpunan bilangan-bilangan asli.
2.BILANGAN CACAH.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990:116)
“bilangan cacah adalah satuan dalam sistem matematis yang abstrak dan dapat
diunitkan, ditambah atau dikalikan”. “Himpunan bilangan cacah” adalah himpunan
yang semua unsur-unsurnya bilangan cacah {0, 1, 2, 3, 4, 5, ….}. (Cholis
Sa’dijah, 2001: 93).
Menurut Muchtar A. Karim, Abdul Rahman As’sari,
Gatot Muhsetyo dan Akbar Sutawidjaja (1997: 99) mengemukakan bahwa bilangan
cacah dapat didefinisikan sebagai bilangan yang digunakan untuk menyatakan
cacah anggota suatu himpunan. Jika suatu himpunan yang karena alasan tertentu
tidak mempunyai anggota sama sekali, maka cacah anggota himpunan itu dinyatakan
dengan “nol” dan dinyatakan dengan lambang “0”. Jika anggota suatu himpunan
hanya terdiri atas satu anggota saja, maka cacah anggota himpunan tersebut
adalah “satu” dan dinyatakan dengan lambang “1”.Demikian seterusnya sehingga
kita mengenal barisan bilangan hasil pencacahan himpunan yang dinyatakan dengan
lambang sebagai berikut :
0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14,
. . .
3.BILANGAN BULAT.
himpunan semua bilangan
bulat dalam matematikadilambangkan dengan Z, berasal dari Zahlen (bahasa jerman untuk "bilangan").
Himpunan Z
tertutup di bawah operasi penambaha dan perkalian. Artinya, jumlah dan hasil kali dua
bilangan bulat juga bilangan bulat. Namun berbeda dengan bilangan asli, Z juga tertutup di bawah
operasi pengurangan. Hasil pembagian dua bilangan bulat belum tentu bilangan
bulat pula, karena itu Z tidak tertutup di bawah pembagian.
3.BILANGAN RASIONAL.
Bilangan rasional adalah bilangan yang dapat dinyatakan sebagai a/b dimana a, b bilangan bulat dan b tidak sama
dengan 0. dimana batasan dari bilangan rasional adalah mulai dari selanga (-∞,
∞).
Bilangan bisa dikatakan dapat dibagi
menjadi 2 sekup besar yaitu bilangan rasional dan bilangan irasional. Bila kita mengatakan bilangan rasional berarti di
dalamnya sudah mencakup bilangan-bilangan lain seperti: bilangan bulat,bilangan cacah,bilangan asli dan bilangan-bilangan lain yang menjadi subset dari
bilangan rasional.
4.BILANGAN IRASIONAL.
Dalam matematika, bilangan irasional adalah bilangan riil yang tidak
bisa dibagi (hasil baginya tidak pernah berhenti). Dalam hal ini, bilangan
irasional tidak bisa dinyatakan sebagai a/b, dengan a dan b sebagai bilangan bulat a dan b tidak sama dengan nol. Jadi
bilangan irasional bukan merupakan bilangan rasional. Contoh yang paling populer
dari bilangan irasional ini adalah bilangan π,dan bilangan e.
5.BILANGAN GANJIL DAN GENAP.
Algoritma atau logika pemrograman berikut akan digunakan
untuk menjabarkan, bagaimana memeriksa bahwa sebuah bilangan yang diberikan
adalah bilangan genap atau ganjil.
Contoh bilangan genap : 0 2 4 6 8 10 12 dst...
Contoh bilangan ganjil : 1 3 5 7 9 11 13 dst...
Kalau kita perhatikan, karakteristik dari bilangan genap ini adalah bilangan2 genap habis dibagi dua.
Artinya, kalau bilangan genap tersebut dibagi 2 pasti pas atau habis atau tidak menyisakan angka lain.
Sedangkan untuk ganjil, jika dibagi 2, pasti menyisakan angka 1.
Dalam hal ini kita sepakati bahwa bilangan tersebut harus bilangan bulat, bukan bilangan desimal yang mengandung angka (koma).
Contoh bilangan ganjil 3, kalau kita bagi 2, maka jika bilangan genap digunakan akan menghasilkan 1 sisa 1.
Yaitu 1 x 2 kemudian ditambah 1.
Contoh lain, bilangan ganjil 5, dibagi 2 akan menghasilkan 2 sisa 1.
Yaitu 2 x 2 kemudian ditambah 1.
Contoh bilangan genap : 0 2 4 6 8 10 12 dst...
Contoh bilangan ganjil : 1 3 5 7 9 11 13 dst...
Kalau kita perhatikan, karakteristik dari bilangan genap ini adalah bilangan2 genap habis dibagi dua.
Artinya, kalau bilangan genap tersebut dibagi 2 pasti pas atau habis atau tidak menyisakan angka lain.
Sedangkan untuk ganjil, jika dibagi 2, pasti menyisakan angka 1.
Dalam hal ini kita sepakati bahwa bilangan tersebut harus bilangan bulat, bukan bilangan desimal yang mengandung angka (koma).
Contoh bilangan ganjil 3, kalau kita bagi 2, maka jika bilangan genap digunakan akan menghasilkan 1 sisa 1.
Yaitu 1 x 2 kemudian ditambah 1.
Contoh lain, bilangan ganjil 5, dibagi 2 akan menghasilkan 2 sisa 1.
Yaitu 2 x 2 kemudian ditambah 1.
0 komentar:
Posting Komentar